Semakin banyak perikanan yang berkomitmen terhadap praktik berkelanjutan terlibat dalam program sertifikasi dan ekolabel Marine Stewardship Council (MSC). Sebanyak 738 perikanan – bertambah 22 perikanan dari tahun sebelumnya – mewakili seperlima (20,6%) dari tangkapan laut global. Pertumbuhan ini didorong oleh meningkatnya permintaan global konsumen dan rantai pasok terhadap makanan hasil laut berkelanjutan yang memenuhi kriteria ketat dan tervalidasi secara independen.
Menurut laporan tahunan MSC, Working Together for Sustainable Seafood, perikanan yang terlibat dalam program saat ini mencakup 80% dari tangkapan whitefish dunia dan 60% dari tangkapan salmon alam. Program MSC menetapkan kriteria lingkungan yang ketat untuk memastikan stok perikanan tetap sehat, meminimalkan dampak berbahaya terhadap laut, dan mendorong pengelolaan yang efektif.
Perikanan yang terlibat dalam program MSC, baik telah tersertifikasi, dalam tahap penilaian, maupun menjadi bagian dari Improvement Program yang baru, menargetkan lebih dari 200 spesies ikan di seluruh dunia. Komitmen mereka terhadap praktik penangkapan berkelanjutan berkontribusi terhadap kesehatan laut dalam jangka panjang.
Dalam setahun terakhir, penjualan makanan hasil laut berlabel MSC meningkat 8%, mencapai total nilai retail sebesar US$14 miliar. Bertambahnya jumlah produk makanan hasil laut berkelanjutan ini memberikan konsumen pilihan yang dapat membantu melindungi laut.
Salah satu area pertumbuhan yang paling menonjol adalah perikanan tuna. Program MSC saat ini mencakup 203 perikanan tuna, dengan 300.000 ton tuna berlabel MSC terjual – meningkat 30% dibandingkan tahun lalu. Banyak di antara perikanan ini telah meningkatkan praktik keberlanjutan mereka, khususnya melalui pengembangan dan penerapan strategi tangkap untuk memastikan kesehatan jangka panjang stok tuna.
Di tahun ini, dua tonggak signifikan berhasil dicapai: perikanan cakalang Samudra Pasifik bagian Barat Tengah, yang menarget stok tuna terbesar di dunia, dan perikanan albakora Pasifik Utara berhasil mengimplementasikan strategi tangkap yang ketat.
Rupert Howes, CEO MSC, mengatakan: “Perikanan berkelanjutan menjadi fondasi bagi lautan yang tangguh, sehat, dan produktif. Dengan pengelolaan, laut kita dapat terus menyediakan sumber protein rendah karbon bergizi yang berharga dan terbarukan bagi generasi mendatang. Maka dari itu, timbul harapan dengan melihat keterlibatan yang terus berlanjut dan mendalam dari perikanan dan pasar dalam program MSC. Kita berbagai visi yang sama.
Namun, seiring semakin nyatanya dampak dari pemanasan suhu laut, sangat penting bahwa kita semua menggandakan upaya untuk memastikan perikanan global dikelola secara berkelanjutan. Hal ini akan memerlukan tindakan dari semua pihak – industri perikanan, lembaga pengelola perikanan, konsumen, pemimpin politik dan pemerintah kita untuk menciptakan lingkungan yang mendukung. Kemajuan ini harus dipercepat bila kita ingin mencapai Agenda Tujuan PBB 2030 pada akhir dekade ini.”
Selain pencapaian ini, Ocean Stewardship Fund (OSF) MSC memberikan lebih dari $2,2 juta hibah di periode 2024-25. Dana ini mendukung perikanan dalam jalan menuju keberlanjutan serta membiayai riset dan inovasi untuk meningkatkan kinerja dan berkontribusi terhadap kesehatan stok perikanan dan laut.
Perserikatan Bangsa-Bangsa mengakui perikanan bersertifikat MSC sebagai kontributor bagi keanekaragaman hayati laut, sementara perikanan berkelanjutan dipandang sebagai pilar penting dalam realisasi tujuan global PBB untuk mengakhiri penangkapan ikan berlebih.
Perkembangan program perikanan berkelanjutnya selengkapnya selama tahun 2024-2025 bisa diakses melalui Laporan Tahunan MSC.