Kakap merupakan salah satu komoditas perikanan berharga di Indonesia, baik bagi perikanan komersial maupun tradisional. Meskipun banyak ditangkap dan diperdagangkan, struktur populasi dasarnya masih sedikit diketahui. Selama ini, pengelolaan perikanan kerap berasumsi bahwa kakap berasal dari satu stok tunggal. Padahal, jika populasi yang berbeda secara genetik diperlakukan sebagai satu kesatuan, stok lokal justru berisiko mengalami penangkapan berlebih.
Lalu, bagaimana sains dapat membantu menentukan apakah populasi kakap yang berbeda perlu dikelola secara terpisah? Dan sejauh mana peran genetika dalam merancang strategi pengelolaan berbasis stok yang lebih efektif?
Dr. Tri Ernawati, peneliti di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), berusaha menjawab pertanyaan tersebut. Dengan dukungan MSC Ocean Stewardship Fund (OSF) Student Research Grant pada tahun 2021, ia meneliti struktur genetik dua spesies kakap penting secara komersial, yaitu ikan kakap merah (Lutjanus malabaricus) dan ikan kurisi/angoli (Pristipomoides multidens) di Selat Makassar. Kami berbincang dengan Erna untuk mengetahui lebih lanjut temuan risetnya dan bagaimana hasil tersebut dapat mendukung pengelolaan perikanan kakap yang lebih berkelanjutan di Indonesia.
Dr. Erna saat proses identifikasi stok di laboratorium ©Dr. Tri Ernawati
1. Mengapa Anda memilih untuk mendalami ilmu perikanan?
Saat Indonesia mengalami krisis moneter pada tahun 1998, saya masih duduk di bangku kelas tiga SMA. Saat itu saya melihat bagaimana sektor perikanan tetap bertahan, menopang kehidupan masyarakat, sekaligus terus menyumbang pada perekonomian nasional termasuk devisa, sementara banyak sektor lain runtuh. Ketangguhan ini meninggalkan kesan mendalam bagi saya dan akhirnya mendorong saya untuk menekuni ilmu perikanan di IPB University.2. Apa fokus utama dari penelitian Anda?
Penelitian saya berfokus pada penerapan genetika molekuler, khususnya pendekatan genetika populasi, untuk mengevaluasi kesamaan dan perbedaan unit stok. Hal ini penting karena penilaian stok ikan seringkali berasumsi bahwa stok bersifat homogen tanpa validasi yang memadai, sehingga bisa mengarah pada keputusan pengelolaan yang keliru.Sebagai studi kasus, saya meneliti dua spesies kakap yang bernilai ekonomi tinggi dan banyak dieksploitasi: ikan kakap merah (Lutjanus malabaricus), yang hidup di perairan dangkal, dan kurisi/angoli (Pristipomoides multidens) yang hidup di dasar laut dalam. Kedua spesies ini tidak bermigrasi, sehingga sangat sesuai untuk mengkaji struktur populasi dan penetapan unit stok.
3. Bagaimana pengalaman di lapangan selama penelitian?
Pekerjaan lapangan saya cukup menantang karena saat itu sedang pandemi Covid-19, ketika pemerintah menerapkan pembatasan kegiatan masyarakat dan lockdown dengan durasi yang tidak menentu. Kondisi ini membuat saya tidak bisa melakukan perjalanan antar pulau untuk mengumpulkan sampel.Sebagai solusi, saya bekerja sama dengan rekan-rekan terlatih di lokasi penelitian untuk mengumpulkan sampel jaringan sesuai prosedur genetika populasi, lalu mengirimkannya ke laboratorium saya bekerja. Saya sempat turun langsung ke satu lokasi ketika ada kelonggaran kebijakan, tetap dengan protokol kesehatan ketat dan interaksi yang terbatas.
Proses analisa sampel di laboratorium sempat terhenti beberapa kali karena adanya kasus positif Covid-19, sehingga kantor dan laboratorium ditutup sementara. Meski banyak kendala, dengan adaptasi dan ketekunan, saya berhasil menyelesaikan pengumpulan dan analisis sampel.
Ikan kakap merah segar yang baru ditangkap ©Marine Stewardship Council
4. Bagaimana penelitian ini mendukung keberlanjutan perikanan?
Penelitian saya memberikan bukti ilmiah komprehensif mengenai struktur stok dua spesies kakap penting di Selat Makassar. Memahami unit stok sangat penting karena pengelolaan yang menyatukan semua stok sebagai satu kesatuan seringkali mengabaikan perbedaan biologis dan dinamika populasi lokal.Dengan mengidentifikasi dan membedakan unit stok, penilaian stok dapat menjadi lebih akurat, serta tingkat pemanfaatan bisa disesuaikan dengan kondisi populasi yang tepat. Hal ini memungkinkan penerapan strategi pengelolaan berbasis unit stok yang lebih efektif dan hati-hati dibandingkan pendekatan luas berbasis area. Temuan ini memberi landasan ilmiah untuk meningkatkan keberlanjutan, mencegah eksploitasi berlebih, dan menjaga produktivitas perikanan kakap dalam jangka panjang.
5. Temuan penting apa yang berhasil Anda ungkap melalui penelitian ini?
Penelitian saya menunjukan bahwa Lutjanus malabaricus di Selat Makassar dan perairan selatan sekitarnya merupakan satu unit stok yang homogen, tanpa perbedaan signifikan antar sub-area. Sebaliknya, Pristipomoides multidens menunjukkan struktur populasi yang jelas, dengan unit stok berbeda di bagian barat Selat Makassar, timur Selat Makassar, dan Selatan Selat Makassar (bagian dari Laut Flores).Temuan ini menegaskan pentingnya adanya diferensiasi unit stok dalam strategi pengelolaan dan pengawasan perikanan agar setiap populasi dapat dikelola sesuai karakteristik biologis dan ekologisnya.
6. Bagaimana OSF Student Research Grant MSC mendukung penelitian Anda?
Dukungan OSF Student Research Grant sangat penting dalam mendukung kebutuhan logistik maupun analisis laboratorium penelitian saya mengenai identifikasi stok kakap di Selat Makassar. Bantuan ini memungkinkan terlaksananya kegiatan lapangan, pemrosesan sampel biologis, hingga pengolahan data yang menghasilkan temuan penelitian.
Nelayan ikan kakap dan hasil tangkapannya ©Dr. Tri Ernawati
7. Apa langkah Anda berikutnya?
Saat ini saya bekerja sebagai peneliti di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Saya melanjutkan penelitian mengenai sumber daya ikan laut dengan fokus pada penilaian stok, pemanfaatan berkelanjutan, dan pengelolaan perikanan. Tujuan saya adalah menghasilkan wawasan ilmiah yang bisa langsung digunakan untuk mendukung kebijakan berbasis bukti dan memperkuat pengelolaan perikanan di tingkat regional, demi keberlanjutan jangka panjang sumber daya laut Indonesia.8. Adakah pesan bagi mahasiswa atau peneliti muda yang tertarik dengan topik serupa?
Pesan saya bagi mahasiswa dan peneliti muda adalah tetap konsisten dan tekun dalam perjalanan riset. Penting untuk selalu memperbarui pengetahuan tentang metode dan pendekatan analisis terbaru, karena ilmu perikanan berkembang sangat cepat.Sama pentingnya adalah kemampuan untuk menyesuaikan metode dengan karakteristik ekologi dan biologi khas ekosistem laut tropis. Dengan menggabungkan inovasi metodologis dan konteks ekologi lokal, penelitian dapat menghasilkan temuan yang kuat secara ilmiah sekaligus relevan untuk mendukung pengelolaan perikanan berkelanjutan.
9. Apa harapan Anda terkait dampak penelitian ini, baik di komunitas ilmiah maupun bagi pengelola atau pembuat kebijakan perikanan di tingkat lokal?
Saya berharap penelitian ini dapat memberikan wawasan baru tentang struktur stok kakap dan menjadi masukan berharga untuk pengembangan strategi pengelolaan perikanan yang lebih praktis dan berbasis sains.Dengan mengintegrasikan temuan ini ke dalam pengambilan keputusan, pengelola perikanan dan pembuat kebijakan dapat menerapkan langkah-langkah yang menyeimbangkan keberlanjutan ekologi dengan keberlangsungan mata pencaharian nelayan, sehingga sumber daya perikanan dan komunitas perikanan dapat terus berkembang bersama di masa depan.
Riset lengkap
Ernawati, T., Susanto, R., & Lestari, P. (2025) Genetic differentiation in populations of two snappers, Lutjanus malabaricus and Pristipomoides multidens, in the Makassar Strait and its implications for fisheries management. Fisheries Research, 247, 106389. Published via ScienceDirect. https://doi.org/10.1016/j.fishres.2025.106389“MSC berperan dalam membangkitkan kesadaran dan mendorong para pemangku kepentingan untuk menjaga keberlanjutan sumber daya laut. Melalui Ocean Stewardship Fund, penelitian ini diharapkan dapat dapat memberikan gambaran stok ikan yang lebih jelas sehingga mendukung pengelolaan perikanan kakap di Selat Makassar secara lebih efektif.”
Lebih Lanjut
Ocean Stewardship Fund
Lebih dari £5,25 juta telah dialokasikan untuk mendukung 144 perikanan dan proyek di berbagai belahan dunia melalui Ocean Stewardship Fund.
MSC Improvement Program
Marine Stewardship Council meluncurkan inisiatif baru yang bertujuan mempercepat kemajuan dalam praktik penangkapan ikan berkelanjutan di seluruh dunia.

