Skip to main content

Mendukung perikanan rajungan Indonesia untuk melakukan perbaikan yang diperlukan dalam memenuhi Standar Perikanan MSC.

  • Pengembangan rencana untuk membangun kembali stok rajungan.
  • Peningkatan kesadaran tentang ghost fishing dan cara mengurangi interaksi dengan spesies yang terancam punah.
  • Pembentukan komite regional untuk meningkatkan tata kelola perikanan.

Selesai: September 2022

£49.353

Transition Assistance Fund

Penerima Hibah

Asosiasi Pengelolaan Rajungan Indonesia (APRI)

Perikanan

Perikanan rajungan dengan perangkap di Pulau Madura, Indonesia

Rajungan adalah komoditas berharga yang dieksploitasi secara besar-besaran sepanjang tahun 1990-an. Hal ini menyebabkan penurunan stok dan ukuran rata-rata rajungan, yang berdampak pada ekosistem lokal serta komunitas pesisir yang bergantung pada perikanan untuk mata pencaharian mereka.

Saat ini, Perikanan sedang berupaya meningkatkan kinerjanya terhadap lingkungan dan memenuhi Standar MSC untuk perikanan berkelanjutan. Pada tahun 2020, perikanan ini bergabung dengan program In-Transition to MSC, yang mendukung perikanan dalam membuat kemajuan yang dapat diverifikasi menuju sertifikasi MSC.

Membangun kembali stok rajungan

Dukungan dari Transition Assistance Fund MSC telah membantu perikanan dalam mengembangkan rencana untuk memulihkan stok rajungan.

Hal ini termasuk penerapan strategi tangkap yang sudah terdefinisi dengan baik, untuk memastikan stok rajungan ditangkap pada tingkat yang berkelanjutan. Nelayan sekarang diwajibkan untuk mendaftarkan kapal mereka, dan sistem pelacakan telah digunakan di beberapa provinsi untuk memetakan wilayah penangkapan rajungan.

Upaya pemetaan ini memungkinkan habitat dan area pembesaran rajungan yang sensitif bisa diidentifikasi, serta mendorong pengembangan rencana untuk zona konservasi baru di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Para nelayan juga dilatih untuk mengenali dan menangani rajungan juvenil serta betina bertelur dengan aman agar jumlahnya yang tertangkap berkurang.

Mengurangi ghost fishing dan hasil tangkapan sampingan

Perangkap rajungan dimodifikasi untuk meningkatkan selektivitas dan sudah berhasil diuji coba di berbagai wilayah. Modifikasi tersebut termasuk penambahan lubang untuk pelarian dan peningkatan ukuran mata jaring agar rajungan juvenil dan spesies yang lebih kecil dapat melarikan diri.

APRI mengadakan kampanye di komunitas nelayan untuk meningkatkan kesadaran tentang risiko ghost fishing dan cara mencegah kehilangan alat tangkap. Kampanye ini termasuk mendistribusikan poster di area penting dalam perikanan, seperti tempat pendaratan ikan.

Perikanan ini juga mulai mengumpulkan dan menganalisis data tentang hasil tangkapan sampingan serta interaksi dengan spesies yang langka, terancam punah, dan dilindungi (ETP). Hal ini termasuk pelatihan bagi nelayan untuk membantu mereka dalam mengenali spesies ETP dan menanganinya dengan aman.

Meningkatkan tata kelola perikanan

Perbaikan juga telah dilakukan dalam pengelolaan perikanan. Komite kelompok pengelolaan perikanan rajungan sudah dibentuk di Jawa Timur dan aturan kendali tangkap serta rencana aksi untuk perbaikan sudah dibuat. Langkah-langkah ini telah disetujui oleh Dinas Kelautan dan Perikanan setempat.

Selain itu, komite pengelolaan lainnya kini telah dibentuk di wilayah lain dari Laut Jawa (wilayah pengelolaan perikanan 712), sehingga membantu mendorong perbaikan dalam skala yang lebih luas.

Langkah-langkah juga telah diambil untuk meningkatkan pemantauan dan kepatuhan melalui pembuatan dan distribusi logbook. Logbook ini memungkinkan nelayan untuk mencatat data tangkapan serta informasi terkait interaksi dengan spesies ETP dan alat tangkap yang hilang.

Hibah baru diberikan

    Perikanan ini berhasil mengajukan pendanaan tambahan dari Transition Assistance Fund MSC. Hibah ini diberikan pada Oktober 2023 sebagai pengakuan atas kemajuan perikanan dalam menjalankan rencana aksinya. Pendanaan ini memungkinkan perikanan untuk terus melakukan perbaikan yang diperlukan guna memenuhi Standar Perikanan MSC.

    Perbaikan yang dilakukan meliputi:
    • Melanjutkan pemulihan stok rajungan dan mengumpulkan data tambahan untuk mendukung penilaian stok yang lebih baik.
    • Meningkatkan selektivitas alat tangkap untuk mengurangi hasil tangkapan sampingan serta mengembangkan langkah-langkah penanganan yang aman bagi spesies hasil tangkapan sampingan, termasuk spesies yang langka, terancam punah, dan dilindungi.
    • Meningkatkan langkah-langkah pengelolaan perikanan di tingkat lokal dan nasional terkait pengambilan keputusan, penegakan aturan, dan kepatuhan.
    Perikanan ini diharapkan menyelesaikan perbaikan ini dan memasuki tahap penilaian terhadap Standar Perikanan MSC pada Desember 2024.