Skip to main content

Anggini Fuji Astuti di Universitas IPB dan proyek perbaikan perikanan Rajungan Asosiasi Pengelolaan Rajungan Indonesia (APRI)

Jumlah pendanaan: £5.000

Proyek ini bertujuan untuk mengidentifikasi spesies hasil tangkapan sampingan dari perikanan rajungan di Laut Jawa menggunakan teknik DNA lingkungan (eDNA). Perikanan ini telah berada dalam proyek perbaikan perikanan (FIP) selama beberapa tahun yang dipimpin oleh APRI, dengan kemajuan terkini diverifikasi melalui program In-Transition to MSC.

Survei yang dilakukan oleh APRI pada tahun 2016 dan 2019 mengidentifikasi lima spesies krustasea yang dapat rentan terhadap tangkapan sampingan dari perikanan ini. Spesies-spesies tersebut secara tidak sengaja tertangkap dalam perangkap saat menangkap rajungan. Spesies lain yang juga tertangkap secara tidak sengaja, seperti ikan peperek (Eubleekeria jonesi), digunakan kembali sebagai umpan sehingga tidak terbuang. Namun, penggunaannya harus berada pada tingkat yang berkelanjutan.

Perikanan ini juga didukung melalui program Fish For Good, sebuah proyek empat tahun yang membantu lebih dari 25 perikanan di Indonesia, Afrika Selatan, dan Meksiko dalam meningkatkan praktik perikanan mereka menuju keberlanjutan.

Mengumpulkan sampel DNA lingkungan untuk analisis

Student Research Grant ini akan mendukung pengumpulan sampel eDNA dari lingkungan sekitar di Laut Jawa. Sampel ini akan dicocokkan dengan DNA dari spesies non-target yang berinteraksi dengan perikanan untuk menentukan tingkat risiko akibat penangkapan rajungan.

Meskipun kasus Covid di Indonesia menyebabkan banyaknya penutupan jalan yang menghambat sebagian besar akses Anggini ke lokasi penelitian, namun dia berhasil mengumpulkan total 825 ekor rajungan untuk pengambilan sampel genetik. Dia juga mendapatkan sampel air laut dari 13 titik lokasi dan saat ini sedang memproses data DNA di laboratorium Institut Pertanian Bogor.

Hasil penelitian ini akan membantu menentukan status stok dan distribusi spesies tangkapan sampingan sekunder. Analisis khusus juga telah dilakukan untuk memahami pola pertumbuhan, tingkat kematian, dan distribusi unit stok rajungan bintang (Portunus sanguinolentus). Anggini juga telah melakukan wawancara langsung dengan banyak nelayan rajungan di Madura, Provinsi Jawa Timur, serta tinggal di rumah-rumah penduduk setempat untuk mendapat masukan penting untuk proyek ini.

Temuan dari penelitian ini akan berkontribusi pada penentuan status stok rajungan serta meningkatkan pemahaman tentang dampak perikanan terhadap lingkungan yang lebih luas. Data ini akan menjadi bagian penting dalam penilaian keberlanjutan perikanan berdasarkan Standar Perikanan MSC.

“Penelitian DNA di Indonesia masih cukup terbatas karena kurangnya alat dan sampel. Penelitian ini memerlukan kerja sama dengan organisasi internasional seperti MSC yang dapat membantu menambah keahlian dalam pengelolaan data yang dibutuhkan untuk perikanan berkelanjutan. Ocean Stewardship Fund membantu memfasilitasi penelitian DNA yang penting untuk stok rajungan.”

Anggini Fuji Astuti

Universitas IPB